Agus Widjajanto Dukung Penuh Wacana Mbak Tutut Soeharto Pimpin Golkar

waktu baca 2 menit
Jumat, 22 Agu 2025 14:04 27 Suara Netizen

Suaranetizennews,- Fenomena dari gerakan Akar rumput dari Partai Golkar dan masyarakat umum melalui media sosial yang meminta agar Siti Hardianti Hastuti Rukmana atau akrab disapa Mbak Tutut diharapkan bisa kembali bergabung ke Partai Golongan Karya (Golkar). Harapan ini disampaikan praktisi hukum dan pemerhati politik sosial dan budaya (Polsosbud), Agus Widjajanto.

banner 600x600

Harapan itu berdasarkan fenomena terkini, dimana tidak ada satupun pengurus teras Golkar dari keluarga Presiden Soeharto. Penggagas dan pendiri Partai Golongan Karya yang awalnya merupakan Sekber Golongan Karya yang dibentuk bersama dengan Soehardiman pada 20 Oktober 1964.

“Ada dorongan dari berbagai elemen masyarakat dan dari tubuh Partai Golkar sendiri agar Mbak Tutut kembali berlabuh ke Golkar. Kita tahu jika Mbak Tutut itu tidak haus akan kekuasaan, tetapi dengan kembali ke Golkar tentu akan lebih mewarnai jalannya roda partai,” kata Agus dalam keterangannya, jumat (22/2025).

Terlepas dari pada Peran dan Dukungan Istana yang saat ini presiden nya adalah Prabowo Subiyanto, yang merupakan menantu dari Mantan Presiden Soeharto, Wacana Bergabungnya Mbak Tutut diharapkan akan lebih mewarnai partai berlambang pohon beringin dalam dinamika politik nasional. Apalagi, Mbak Tutut merupakan putra dari mantan Presiden Soeharto yang turut mendirikan Golkar dan berkuasa pada pemerintahan Orde Baru selama 32 tahun.

banner 600x600

“Mba Tutut atau Siti Hardijanti Rukmana tentu kami harapkan akan ikut mengembalikan marwah Partai Golkar sekaligus turut serta dalam menyukseskan pembangunan nasional dibawah pemerintahan baru Prabowo-Gibran,” jelasnya.

Agus Widjajanto menyatakan, jika nantinya Mbak Tutut benar-benar bergabung kembali ke Golkar artinya ada anak ideologis dan anak biologis dari Presiden Ke-2 HM Soeharto di Golkar.

Agus pun menambahkan bahwa Partai Golkar sejak Era Reformasi ada perubahan orientasi kepemimpinan. Dari sebelumnya berorientasi pada tokoh, sekarang pada kader.

“Dengan melihat Golkar yang berorientasi pada kader, ini peluang bagi kader-kader Golkar siapapun dia. Ini pintu masuk, dan sudah waktunya Mbak Tutut masuk Mrngurus lagi Partai Golkar yang didirikan Bapak nya

Agus menggartis bawahi bahwa tantangan Mbak Tutut tidak mudah. Karena puteri sulung Pak Harto itu harus mampu mempengaruhi kader-kader Golkar untuk bergabung kembali. Dan, itu bergantung pada bagaimana pendekatan Mba Tutut.

Selain itu, Mba Tutut mempunyai beban sejarah. Karena akan banyak pihak yang akan melihat dirinya dengan kiprah bapaknya selama memimpin Orde Baru. Meski secara obyektif, selain ada beberapa kekurangan namun banyak juga kelebihan selama Indonesia dipimpin Soeharto yang bisa mencapai swa sembada pangan dan macan asia sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi saat itu. (RL)

LAINNYA